Tren “S Line” di TikTok Dinilai Tak Sejalan dengan Nilai Pancasila dan Budaya Bangsa

Tren “S Line” di TikTok Dinilai Tak Sejalan dengan Nilai Pancasila dan Budaya Bangsa

 

 

 

 

 

Tren S-Line di TikTok Dinilai Tak Sesuai dengan Nilai Pancasila dan Budaya Bangsa

Jakarta – Maraknya tren S-Line di platform media sosial TikTok menuai keprihatinan dari berbagai kalangan. Tren yang diduga menandakan seseorang telah melakukan hubungan di luar pernikahan ini dinilai bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan budaya luhur bangsa Indonesia.

Menurut pengamat sosial dan budaya, fenomena ini tidak hanya melanggar norma kesusilaan, tetapi juga mencerminkan krisis identitas generasi muda yang lebih terpengaruh oleh arus budaya global tanpa penyaringan nilai.

“Tren seperti ini jelas bertentangan dengan sila pertama dan kedua Pancasila, yang menekankan pada Ketuhanan dan Kemanusiaan. Kita tidak bisa membiarkan generasi muda kehilangan arah moral karena pengaruh konten-konten yang tidak mendidik,” ujar Derysmono, tokoh muda yang kini direkrut sebagai eksekutif Lintas Iman, sebuah surat kabar nasional yang fokus pada isu moral, toleransi, dan pembinaan karakter bangsa.

Derysmono menambahkan bahwa tren S-Line bisa menjadi ancaman laten bagi masa depan bangsa jika tidak segera ditanggapi secara serius oleh semua elemen masyarakat, termasuk keluarga, sekolah, dan pemerintah.

Ia juga mengimbau para generasi muda untuk lebih fokus pada pengembangan diri dalam bidang ilmu, teknologi, dan prestasi yang berdampak positif bagi kemajuan bangsa. “Saatnya anak muda kita kembali pada jati diri bangsa. Kreativitas itu penting, tapi harus tetap dalam bingkai nilai dan budaya yang luhur,” tegasnya.

Lintas Iman sendiri tengah menggalang gerakan moral untuk mendorong konten digital yang edukatif, inspiratif, dan membangun karakter bangsa yang beradab.