Jakarta, 15 Juli 2025 — Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) menerima kunjungan silaturahmi dari Para Ulama dan Kiyai dari latar belakang Nahdatul Ulama, pada Selasa (15/7).
Rombongan Kiyai dan Ulama dipimpin langsung oleh Ketua Umum KH Agus Solachul Aam (Gus Aam), dan turut didampingi tokoh-tokoh NU seperti Gus Gozi Wahib Wahab, Gus Abdul Wahid Muin, Gus Abdu Rozak, dan KH Ali Saman.
Kunjungan ini disambut hangat oleh jajaran pengurus DPP PKS. Hadir langsung Presiden PKS, H. Almuzzammil Yusuf, yang menyampaikan sambutan dan membuka ruang dialog kebangsaan. Turut hadir Sekretaris Jenderal PKS, M. Kholid; Ketua Bidang Pembangunan Umat dan Kerukunan Umat Beragama, Dr. Ali Akhmadi; serta Ketua Departemen Kerjasama Kelembagaan BPU-KB, Bapak Ahmad Sahal.
Selain itu, pertemuan ini juga dihadiri oleh jajaran pimpinan bidang ekonomi DPP PKS, yaitu Ketua Bidang Pemberdayaan UMKM dan Ekonomi Kreatif, H. Acep Lulu Iddin, S.Sos.I., M.M.; Ketua Bidang Koperasi dan Desa, Reni Astuti, S.Si., M.PSDM; serta Sekretaris Bidang Koperasi dan Desa, Yoandro Edwar, S.T., M.B.A.
Pertemuan yang berlangsung dalam suasana akrab dan penuh semangat kebangsaan ini membahas sejumlah isu strategis, di antaranya: penguatan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, komitmen menjaga kerukunan antarumat beragama, serta kolaborasi lintas elemen dalam menjaga keutuhan dan kemajuan bangsa.
Presiden PKS, H. Almuzzammil Yusuf, menyampaikan apresiasi atas kunjungan tersebut. Menurutnya, silaturahmi antara partai politik dan elemen strategis umat merupakan langkah penting dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan yang inklusif dan konstruktif.
“Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara elemen-elemen umat Islam dalam membangun Indonesia yang adil, damai, dan sejahtera,” ujarnya.
Senada dengan itu, Sekjen PKS M. Kholid menambahkan bahwa ruang kolaborasi keumatan dan kebangsaan harus terus dibuka seluas-luasnya.
“Silaturahmi ini menunjukkan bahwa ada ruang besar untuk menyatukan energi umat dalam bingkai NKRI yang damai dan berkeadilan,” tegasnya.
Gus Aam sendiri menegaskan bahwa Para Ulama dan Kiyai hadir membawa semangat khittah perjuangan ulama Nahdlatul Ulama. Ia menekankan bahwa Islam dan nasionalisme tidak boleh dipertentangkan, justru saling menguatkan dalam konteks kebangsaan Indonesia.
“Kami ingin menegaskan bahwa Islam dan nasionalisme itu menyatu dalam semangat para pendiri bangsa. Para ulama siap bersinergi dengan seluruh elemen, termasuk PKS, untuk meneguhkan persatuan dan keadilan sosial,” tegas Gus Aam.
Silaturahmi ini ditutup dengan doa bersama dan kesepahaman untuk terus membangun komunikasi dan kerja sama produktif demi keutuhan, persatuan, dan kesejahteraan bangsa.